Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
BAB
7
SIKAP,
MOTIVASI,
DAN
KONSEP DIRI
Kata sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or
behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap
dari beberapa para ahli, antara lain:
1. Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974)
Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan
keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.
Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan ilmu sosial
pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan
sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang
merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znanieck. Dalam buku tersebut,
Thomas dan Znaniecki membahas informasi sosiologi dari kedua sudut
individualistik dan subjektivistik. Menurut pandangan mereka dua hal yang harus
diperhitungkan pada saat membahas kehidupan dan perubahan sosial adalah sikap
individu dan budaya objektif (objective
cultural).
2.
Menurut Allport (1935)
Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari
pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon
individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.
3.
Menurut Krech & Crutchfield
Sikap adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama
dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri
individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya.
· Komponen Sikap
Sikap seseorang ditentukan oleh kepuasan yang dirasakan
sesuai harapannya. Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan
mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep
kepercayaan (believe) dan perilaku (behavior). Menurut tricomponent attitude model (schiffman dan kanuk, 1994; dan Engel,
blackwell dan Minardi ,1993) sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu:
1. Kognitif
adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman
dengan suatu obyek-sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan
persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (believe), artinya konsumen
mempercayai bahwa suatu obyek sikap memiliki beberapa atribut dan perilaku yang
spesifik mengarahkan kepada hasil yang spesifik.
2. Komponen
afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau
merek. Perasaan tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap.
Afektif mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah baik atau
buruk, “disukai” atau “tidak disukai”.
3. Komponen
konatif adalah komponen yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk
melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau
merek tertentu). Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya mengungkapkan
keinginan membeli dari seseorang konsumen (intention to buy).
· Sifat-sifat Sikap
Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi
menjadi dua sifat yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif
menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi, ataupun tidak menyukai
keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk
menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek
tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa ciri-ciri,
antara lain:
a. Sikap
selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek
b. Sikap
tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan
c. Karena
sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit
d. Sikap
tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi
e. Sikap
tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang
menjadi pusat perhatiannya.
f. Dalam
sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
· Penggunaan Multiatribute Attitude
Model Untuk Memahami Sikap Konsumen
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para
peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model,
yaitu:
1.
The
attittude toward-object model
Digunakan
khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merek
spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.
Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah
objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2.
The
attittude toward-behavior model
Lebih
digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap
terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku
konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.
The theory of reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat
seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merek produk
bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada
akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
· Pentingnya Feeling Dalam Memahami
Sikap Konsumen
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial
semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary
(Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia
attitudine, yaitu “Manner of placing or holding the body and Way of feeling.
· Penggunaan Sikap Dan Maksud Untuk
Memperkirakan Perilaku Konsumen
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat
guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan perilaku,
yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan postulate of contigent consistency. Berikut
ini penjelasan tentang ketiga postulat tersebut:
a. Postulat
Konsistensi
Postulat
konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup akurat
untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan pada
suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung
antara sikap dan perilaku.
b. Postulat
Variasi Independen
Postulat
ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi perilaku
karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang
berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda.
c. Postulat
Konsistensi Kontigensi
Postulat
konsistensi kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat
ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma, peranan,
keanggotaan kelompok dan lain sebagainya merupakan kondisi ketergantungan yang
dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana
prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda dari waktu ke waktu
dan dari satu situasi ke situasi lainnya.
Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal
dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
· Dinamika Proses Motivasi
Proses motivasi:
1. Tujuan
Perusahaan
harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian
konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui
kepentingan
Perusahaan
harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan
perusahaan semata.
3. Komunikasi
efektif
Melakukan
komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi
tujuan
Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan
konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar.
Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua
kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya.
5. Fasilitas
Perusahaan
memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
· Kegunaan Dan Stabilitas Pola
Motivasi
Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan
(suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang
membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan
biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi
daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai suatu tujuan.
Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan
suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh
produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan
selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan
tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena
motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang
ingin dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada
suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit
perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu
lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
· Memahami Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Fisiologis
Dasar-dasar
kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. Keamanan
Berkenaan
dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
3. Afiliasi
dan pemilikan
Kebutuhan
untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
4. Prestasi
Keinginan
dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
5. Kekuasaaan
Keinginan
untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
6. Ekspresi
diri
Kebutuhan
mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
7. Urutan
dan pengertian
Keinginan
untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi
dan pembangunan sistem lain.
8. Pencarian
variasi
Pemeliharaan
tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan
sebagai pencarian variasi.
9. Atribusi
sebab-akibat.
Estimasi
atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
Sumber:
http://alitinanti.blogspot.com/2011/12/perilaku-konsumen-sikap-motivasi-dan.html
http://akuntansi-manajemen2.blogspot.com/2011/07/tiga-komponen-sikap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar