Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
BAB III
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH KONSUMEN
· Model Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan konsumen untuk membeli
atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi
pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah
cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik
direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi
terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.
Terdapat
empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
1.
Pandangan ekonomi, konsumen sering
dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
2.
Pandangan pasif, menggambarkan konsumen
sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan
usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang
menurutkan kata hati dan irasional.
3.
Pandangan kognitif, menggambarkan
konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim,
yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua
alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan
yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil
keputusan yang memuaskan.
4.
Pandangan emosional, mengambil keputusan
yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
Secara umum ada tiga
cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
1. Economic Models, pengambilan
keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional.
2. Psychological models, diambil
lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti
pengaruh keluarga dan budaya.
3. Consumer behaviour models. Model
yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis
rasional dan psikologis.
Model
dalam pengambilan keputusan mempunyai tiga komponen utama, yaitu:
1.
Masukan (input), komponen ini mempunyai
berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk
tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang
berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor masukan ini adalah berbagai
kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya di luar pemasaran.
2.
Proses, komponen ini berhubungan dengan
cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan pengambilan keputusan konsumen
terdiri dari tiga tahap, yaitu: (a) Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian
sebelum pembelian, dan (c) Penilaian berbagai alternatif. Faktor-faktor yang
dapat meningkatkan pencarian informasi sebelum pembelian, yaitu: (a)
Faktor-faktor produk (lamanya waktu antar pembelian, perubahan model produk,
perubahan harga, jumlah pembelian, harga yang tinggi, merk alternatif yang
banyak, berbagai macam keistimewaan), (b) Faktor situasi (pengalaman, dapat
diterima secara sosial, pertimbangan yang berhubungan dengan nilai), dan (c)
Faktor produk (karakteristik demografis konsumen, kepribadian). Berbagai isu
dalam mengevaluasi alternatif, yaitu: (a) Rangkaian merek yang diminati,
mengacu pada merk-merk khusus yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan
pembelian dalam kategori produk tertentu, (b) Kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi
merek, merupakan rangkaian merk yang mereka minati biasanya dinyatakan dari
sudut sifat-sifat produk yang penting, (c) Consumer desicion rules, merupakan
prosedur yang digunakan oleh konsumen untuk memudahkan pemilihan merk, (d) Gaya
hidup sebagai suatu strategi pengambilan keputusan konsumen, berpengaruh pada
berbagai perilaku khusus konsumen sehari-hari. (e) Incomplete information and noncomparable
alternatives, dalam berbagai situasi pilihan para konsumen menghadapi informasi
yang tidak lengkap sebagai dasar keputusan dan harus menggunakan berbagai
strategi alternatif untuk mengatasi unsur-unsur yang hilang, (e) Series of decisions
(Serangkaian Keputusan), dalam suatu pembelian dapat mencakup sejumlah
keputusan. (f) Aturan pengambilan keputusan dan strategi pemasaran, pengertian
mengenai kaidah keputusan mana yang akan digunakan konsumen dalam memilih
produk atau jasa tertentu sangat berguna bagi pemasar yang berkepentingan untuk
merumuskan program promosi, (g) Visi konsumsi, sebagai gambaran pengambilan
keputusan yang tidak ortodoks, tetapi mungkin sekali akurat dalam situasi
kurangnya pengalaman konsumen dan tidak terstrukturnya maslah dengan baik,
maupun dalam situasi yang diliputi emosi yang dalam.
3.
Keluaran (output), komponen ini
menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat: perilaku
pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah
untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
Tipologi
pengambilan keputusan konsumen :
1.
Keluasan pengambilan keputusan (the
extent of decision making).
Menggambarkan proses
yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan
dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi
pilihan merek. Disisi
lain, sangat sedikit
atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila
konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2.
Dimensi atau proses yang tidak terputus
dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan
kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian
berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri.
Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial,
psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara
hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan
kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko
finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin
tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang
merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian,
keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses
keputusan yang terbatas “a limited
process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan
keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi
menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
·
Tipe-tipe
Proses Pengambilan Keputusan
1.
Pengalokasian Budget
Pilihan konsumen
terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau
menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang
dan apakah dia perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
2.
Membeli Produk atau Tidak
Perilaku
pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan
dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
3.
Pemilihan Tempat untuk Mendapatkan Produk
Perilaku
pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana
konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misal; ketika
membeli sayur mayor, apakah ornag itu akan membeli di pasar tradisional atau di
supermarket, atau malah di penjual keliling agar mereka tidak terlalu capek
berjalan
4.
Keputusan Atas Merek dan Gaya
Pilihan konsumen
untuk memutuskan secara rinci mengenai produk apa yang apa yang ingin dibeli.
·
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
1.
Masalah Sederhana (Simple Problem)
-
Ciri: berskala besar, tidak berdiri
sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar,
pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis
-
Scope: pemecahan masalah dilakukan
secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya
-
Jenis: masalah yang terstruktur
(structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem)
2.
Masalah Rumit (Complex Problem)
-
Definisi: masalah yang jelas faktor
penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehingga
pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin,repetitif
dan dibakukan
-
Contoh: penggajian,kepangkatan dan
pembinaan pegawai,masalah perijinan, dll
-
Sifat pengambilan keputusan: relatif
lebih mudah atau cepat,salah satu caranya dengan penyusunan
metode/prosedur/program tetap (SOP)
3.
Masalah yang Terstruktur
-
Definisi: penyimpanan dari masalah
organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebabnya dan
konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya
-
Sifat pengambilan keputusan: relatif
lebih sulit dan lebih lama, diperlukan perilaku konsumen yang bersifat
non-programmed decision-making
4.
Masalah yang Tidak Terstruktur
Pendefinisian
masalah yang baik:
-
Fakta yang dipisahkan dari opini atau
spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi
-
Semua pihak yang terlibat diperlukan
sebagai sumber informasi
-
Masalah harus dinyatakan secara
eksplisit/tegas, untuk menghindari dari pembuatan definisi yang tidak jelas
-
Definisi yang dibuat harus menyatakan
dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan kenyataannya yang terjadi
-
Definisi yang dibuat harus menyatakan
dengan jelas,pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya
masalah
-
Definisi yang dibuat bukanlah seperti
sebuah solusi yang samar
·
Pembelian
Keputusan
pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah “the selection of an
option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu
keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif
pilihan yang ada.
Menurut
Kotler (2005:202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, “Karakteristik
pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan
pembelian”.
Output dari proses pembelian adalah
perilaku membeli dan evaluasi setelah pembelian. Dalam melakukan pembelian ada
dua macam, yaitu: trial atau percobaan yaitu bila konsumen
membeli produk atau merk untuk pertama kalinya. Bila konsumen mendapat kepuasan
maka, ia cenderung untuk melakukan pembelian ulang. Evaluasi pembelian berguna
untuk mengurangi ketidakpastian konsumen.
·
Diagnosa
Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh konsumen:
1.
Konsumen individu pilihan
merek dipengaruhi oleh:
Kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik
merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi
oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2.
Pengaruh lingkungan
pembelian konsumen ditunjukkan oleh:
Budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau
kesukuan). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik
konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi)
3. Faktor menentukan yang
situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan
mobil dan kalangan usaha).
Sumber:
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/12/pengambilan-keputusan-konsumen.html
http://coebanif.wordpress.com/2010/05/25/makalah-perilaku-konsumen/
http://tazmaniabenz.wordpress.com/2010/05/24/proses-pengambilan-keputusan-konsumen/
http://www.wattpad.com/4248489-pengertian-perilaku-konsumen-faktor-faktor-yang
http://irwandydasilva.blogspot.com/2010/11/perilaku-konsumen.html
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/
http://isnawannoerprayitno.wordpress.com/2009/05/30/keputusan-pembelian-konsumen/
http://ocktaviani.wordpress.com/2009/12/10/artikel-perilaku-konsumen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar