Selasa, 02 April 2013

PERBEDAAN KARANGAN


Nama: Irna Diniasari
NPM: 13210623
Kelas: 3EA13
(Softskill Bahasa Indonesia II)


Karangan

Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Finoza, 2004:192). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78). Selanjutnya, menurut Tarigan (1986:21), menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan mempunyai beberapa jenis yaitu karangan ilmiah, karangan non ilmiah dan juga karangan semi ilmiah.


Perbedaan Karangan Non ilmiah, Semi Ilmiah, dan Ilmiah

Karangan Ilmiah 
Karangan Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah, yaitu:
1.    Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2.    Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
3.    Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
4.    Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5.    Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karangan ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2.    Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.    Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4.    Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5.    Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6.    Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

Contoh wacana pada karangan ilmiah:
Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. selain dibutuhkan pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat dibatasi, ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu.


Karangan Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri Karangan Semi Ilmiah
1.    Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.    Fakta ang disimpulkan subjektif 
3.    Gaya bahasa formal dan popular 
4.    Mementingkan diri penulis 
5.    Melebih-lebihkan sesuatu 
6.    Usulan-usulan bersifat argumentative, dan 
7.    Bersifat persuasive

Contoh wacana karangan semi ilmiah:
Wacana semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.


Karangan Non Ilmiah
Karangan Non Ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.

Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah
1.    Non Teknis Konkrit: Informatif, bernada populer, imajinatif.
2.    Teknis Umum: Informatif, umum, tidak untuk kepentingan pribadi, masalah secara umum, tidak ada ajakan emosional, konkrit.
3.    Abstrak normal: Informatif, umum, non teknis, Tidak untuk kepentingan pribadi, populer
4.    Spesifik Historis: spesifik, sumber sejarah, bahasa dan susunan formal.
5.    Emotif: sedikit informasi, tidak sistematis.
6.    Persuasif : cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca.
7.    Deskriptif: Informasi sebagian imajinatif dan subyektif, pendapatpribadi, nampaknya dapat dipercaya.
8.    Kritik: Tanpa dukungan bukti :tidak memuat informasi spesifik, berprasangka menguntungkan, formal.

Contoh wacana karangan non ilmiah :
Kabayan Sakit
Kabayan sedang menderita pilek dan batuk. Malam sebelumnya Kabayan memang terkena hujan ketika pulang dari rumah Pak RT.
Kabayan pun dianter Nyi Iteung pergi ke Puskesmas.
Pulang dari Puskesmas, Kabayan merasa yakin bahwa sakitnya akan segera sembuh. Pak Mantri yang sangat baik itu, memberinya 2 macam obat yang harus diminum.
Sore hari ketika Kabayan harus minum obat, Nyi Iteung tidak nampak.
“Lagi ke rumah Abah kali ya.” gumam Kabayan.
Kabayan pun meminum obat yang didapatnya dari Puskesmas.
Tak lama kemudian Nyi Iteung datang, dan dengan terheran-heran dia menyaksikan Kabayan sedang meloncat-loncat.
“Kang Kabayan, udah sembuh? Baru minum obat kok sudah langsung olah raga?” tanya Nyi Iteung.
“Akang… bukan… sedang.. olah .. raga Nyi..” kata Kabayan sambil terengah-engah.
“Tapi tadi Akang lupa membaca label di botol obat batuk. Disitu ditulis, kocok dahulu sebelum diminum.”
Rupanya Kabayan meloncat-loncat supaya obatnya bisa dikocok di dalam perut.
Nyi Iteung menjadi bertambah bingung dengan penjelasan Kabayan



Referensi:
http://hyuliarto.blogspot.com/2011/03/perbedaan-jenis-jenis-karangan-dalam.html
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
http://lanicitraagustini.blogspot.com/2013/03/pebedaan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan.html#more
http://messi-barcelona-ghofur.blogspot.com/2011/01/non-ilmiahsemi-ilmiahilmiah-beserta.html
http://radityodami.blogspot.com/2012/04/contoh-karangan-non-ilmiah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar