Nama: Irna Diniasari
NPM: 13210623
Kelas : 3EA13
(Softskill Bahasa Indonesia II)
Penalaran
Menurut Jujun
Suriasumantri, penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran
memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana
berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau
dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik
dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya
suatu pola berpikir tertentu.
Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara
premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran juga
merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga
wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah
pernyataan atau konsep adalah abstrak dan lambangnya adalah kata, untuk
proposisi lambangnya adalah kalimat (kalimat berita) dan untuk penalaran
lambangnya adalah argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis.
Dasar
Penalaran dalam Logika
1. Penalaran
deduktif
Penalaran deduktif, kadang disebut
logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen
deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik
atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif
dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen
deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan
konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Ciri-ciri penalaran deduktif, yaitu:
1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada,
sekurangnya secara implisit, dalam premis
Macam-macam dari
penalaran deduktif
a. Silogisme
Suatu bentuk proses
penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan
untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi
ketiga.
Macam-macam silogisme
· Silogisme Kategorial
Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi
merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis
yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term
mayor.
Aturan umum silogisme
kategorial adalah sebagai berikut:
a. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor,
term minor, dan term penengah.
b. Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu : premis
mayor, premis minor, dan simpulan.
c. Dua premis negative tidak dapat menghasilkan simpulan.
d. Bila salah satu premisnya negative, maka simpulan pasti
negatif.
e. Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan yang
positif.
f. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu
simpulan.
g. Bila salah satu premisnya khusus, maka simpulan akan
bersifat khusus.
1. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternative.
· Entinem
Penalaran deduksi
secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Entinem berasal dari kata
Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang
berarti ‘simpan dalam ingatan’ Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.
Contoh argumen deduktif:
Setiap manusia mempunyai perasaan
Semua ibu adalah manusia
∴
Setiap ibu mempunyai perasaan
2. Penalaran
induktif
Penalaran induktif, kadang disebut
logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta
khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Ciri-ciri penalaran induktif, yaitu:
1. Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti
benar
2. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara
implisit, dalam premis
Macam-macam dari
penalaran induktif
a. Generalisasi
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah
gejaladengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh,
statistic, dll.
b. Analogi
Proses penalaran membandingkan sifat esensial yang
mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula
dalam hal lainya.
c. Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat-sebab
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta
yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang
menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta
tersebut.
Contoh argumen induktif:
Kuda Sumba mempunyai kaki
Kuda Australia mempunyai kaki
Kuda Amerika mempunyai kaki
Kuda Inggris mempunyai kaki
∴
Setiap kuda mempunyai kaki
Kesalahan
Penalaran
Kesalahan adalah kesesatan yang terjadi
dalam aktifitas berfikir dikarenakan penyalahgunaan bahasa dan/atau penyalahan
relevansi.
Kesesatan merupakan bagian dari logika,
dikenal juga sebagai fallacia/falaccy, dimana beberapa jenis kesesatan
penalaran dipelajari sebagai lawan dari argumentasi logis. Kesesatan terjadi
karena dua hal:
1. Ketidak
tepatan bahasa, pemilihan terminologi yang salah.
2. Ketidak
tepatan relevansi
a. Pemilihan
premis yang tidak tepat; yaitu membuat premis dari proposisi yang salah
b. Proses
kesimpulan premis yang caranya tidak tepat
c. Premisnya
tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa
3 bentuk pemikiran manusia adalah aktifitas berpikir yang saling berkait. Tidak
ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula
proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau
dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi
merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
http://tentangndha.blogspot.com/2011/03/penalaran.html
http://akhmadrahmadi2103.blogspot.com/2012/10/makalah-bahasa-indonesia.html
http://wengayo.blogspot.com/2010/04/logika-proposisi-dan-penalaran.html
http://kelapamudaku.blogspot.com/2012/03/penalaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar