Selasa, 02 April 2013

PENALARAN DALAM PROSES BERBAHASA


Nama: Irna Diniasari
NPM: 13210623
Kelas : 3EA13
(Softskill Bahasa Indonesia II)



Penalaran
Menurut Jujun Suriasumantri, penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dan lambangnya adalah kata, untuk proposisi lambangnya adalah kalimat (kalimat berita) dan untuk penalaran lambangnya adalah argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.


Dasar Penalaran dalam Logika
1.    Penalaran deduktif
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Ciri-ciri penalaran deduktif, yaitu:
1.    Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
2.    Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis

Macam-macam dari penalaran deduktif
a.    Silogisme
Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

Macam-macam silogisme
·      Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut:
a.    Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan term penengah.
b.    Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu : premis mayor, premis minor, dan simpulan.
c.    Dua premis negative tidak dapat menghasilkan simpulan.
d.   Bila salah satu premisnya negative, maka simpulan pasti negatif.
e.    Dari premis yang positif akan dihasilkan simpulan yang positif.
f.     Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g.    Bila salah satu premisnya khusus, maka simpulan akan bersifat khusus.

1.    Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.

2.    Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative.

·      Entinem
Penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.

Contoh argumen deduktif:
Setiap manusia mempunyai perasaan
Semua ibu adalah manusia
Setiap ibu mempunyai perasaan

2.  Penalaran induktif
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Ciri-ciri penalaran induktif, yaitu:
1.    Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar
2.    Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis

Macam-macam dari penalaran induktif
a.    Generalisasi
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejaladengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic, dll.
b.    Analogi
Proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
c.    Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat-sebab
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.

Contoh argumen induktif:
Kuda Sumba mempunyai kaki
Kuda Australia mempunyai kaki
Kuda Amerika mempunyai kaki
Kuda Inggris mempunyai kaki
Setiap kuda mempunyai kaki

Kesalahan Penalaran
Kesalahan adalah kesesatan yang terjadi dalam aktifitas berfikir dikarenakan penyalahgunaan bahasa dan/atau penyalahan relevansi.
Kesesatan merupakan bagian dari logika, dikenal juga sebagai fallacia/falaccy, dimana beberapa jenis kesesatan penalaran dipelajari sebagai lawan dari argumentasi logis. Kesesatan terjadi karena dua hal:
1.    Ketidak tepatan bahasa, pemilihan terminologi yang salah.
2.    Ketidak tepatan relevansi
a.    Pemilihan premis yang tidak tepat; yaitu membuat premis dari proposisi yang salah
b.    Proses kesimpulan premis yang caranya tidak tepat
c.    Premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa 3 bentuk pemikiran manusia adalah aktifitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.


Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
http://tentangndha.blogspot.com/2011/03/penalaran.html
http://akhmadrahmadi2103.blogspot.com/2012/10/makalah-bahasa-indonesia.html
http://wengayo.blogspot.com/2010/04/logika-proposisi-dan-penalaran.html
http://kelapamudaku.blogspot.com/2012/03/penalaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar