Jumat, 07 Juni 2013

RESENSI

Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)


RESENSI

·     Pengertian Resensi
Resensi adalah tulisan tentang informasi buku baru atau bentuk lain sebagai pertimbangan kelayakan bagi pembacanya. Resensi biasanya digunakan untuk memberi gambaran sebuah hasil karya seperti buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Penulis resensi atau peresensi disebut resensator. Resensi bertujuan bagi penerbit atau produsen untuk mengenalkan produknya kepada calon pembeli. Menulis resensi dapat dilakukan setiap orang. Dengan berlatih menjadi resensator, dapat menyebarluaskan pengetahuan dan memudahkan orang lain mencari hasil karya tersebut. Yang akan dibahas kali ini adalah mengenai resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

·     Tujuan Resensi
Menurut Samad (1997: 2), pembuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu:
1.  Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang terungkap dalam sebuah buku.

2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.

3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti: (a) siapa pengarangnya?, (b) mengapa ia menulis buku itu?, (c) apa pertanyaanya?, (d) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?, (e) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?.

5. Untuk pembaca yang membaca resensi agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku atau jika tidak ada waktu untuk membaca buku maka dapat membaca resensi tersebut.

·     Jenis-jenis Resensi
Berdasarkan isi sajian atau isi resensinya, resensi buku digolongkan menjadi:
1.  Resensi informatif. Berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku. Pada umumnya, isi resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku.

2. Resensi evaluatif. Lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja, bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.

3. Resensi informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi di atas. Resensi jenis ini di samping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku. Resensi jenis inilah yang dapat dikatakan paling ideal karena bisa memberikan laporan dan pertimbangan secara memadai.

·     Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1.  Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a.  judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c.    penerbit;
d.   tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e.    tebal buku;
f.    harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a.  memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c.   memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.  memaparkan keunikan buku;
e.   merumuskan tema buku;
f.   mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g.   mengungkapkan kesan terhadap buku;
h.   memperkenalkan penerbit;
i.     mengajukan pertanyaan;
j.    membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a.  sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c.  keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e.  rumusan kerangka buku;
f.  tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g.  adanya kesalahan cetak.

5.  Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

·     Tahap Penulisan Resensi
Pada saat membuat resensi, resentator harus menguasai dan mengetahui bahan yang akan di resensi. Samad (1997: 2-3) menyebutkan ada empat dasar resensi, yaitu:
1.        Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.

2. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.

3.   Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang akan menjadi sasarannya.

4. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.

Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan untuk membuat resensi buku, yaitu:
1.  Tahap Persiapan
a. Memilih jenis buku. Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latar belakang pendidikan kita. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan ” otoritas ilmiah”. Tidak berarti membatasi atau melarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang penjual sayur.
b. Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).
c.  Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut:
Judul Karya Resensi

Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :

2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.
b.   Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal:
·     Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
·     Tentukan judul yang menarik dan “provokatif”.
·     Membuat ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
·  Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
·    Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
·     Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
·  Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.

3. Tahap Publikasi
a.  Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.
b.    Menyertakan cover halaman depan buku.
c. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.


Referensi:
http://www.docstoc.com/docs/65695537/PENGERTIAN-PIDATO-RINGKASA-SEMINAR
http://odazzander.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-unsur-unsur-resensi.html
http://longjournal.wordpress.com/2008/05/08/jenis-resensi/
http://forumlingkarpena.net/tips_menulis/read/teknik_menulis_resensi_buku/











1 komentar: