Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)
RESENSI
· Pengertian Resensi
Resensi adalah tulisan tentang informasi buku baru
atau bentuk lain sebagai pertimbangan kelayakan bagi pembacanya. Resensi
biasanya digunakan untuk memberi gambaran sebuah hasil karya seperti buku, novel,
majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Penulis resensi atau
peresensi disebut resensator. Resensi
bertujuan bagi penerbit atau produsen untuk mengenalkan produknya kepada calon
pembeli. Menulis resensi dapat dilakukan setiap orang. Dengan berlatih menjadi
resensator, dapat menyebarluaskan pengetahuan dan memudahkan orang lain mencari
hasil karya tersebut. Yang akan dibahas kali ini adalah mengenai resensi buku. Resensi
buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku,
sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau
menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan
recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga
istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi
dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau
mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya
resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
· Tujuan Resensi
Menurut Samad (1997: 2), pembuatan resensi buku
sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu:
1. Memberikan
informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang terungkap dalam
sebuah buku.
2. Mengajak
pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau
problema yang muncul dalam sebuah buku.
3. Memberikan
pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari
masyarakat atau tidak.
4. Menjawab
pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti: (a)
siapa pengarangnya?, (b) mengapa ia menulis buku itu?, (c) apa pertanyaanya?,
(d) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?, (e)
bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh
pengarang-pengarang lain?.
5. Untuk
pembaca yang membaca resensi agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku
atau jika tidak ada waktu untuk membaca buku maka dapat membaca resensi
tersebut.
· Jenis-jenis Resensi
Berdasarkan isi sajian atau isi resensinya,
resensi buku digolongkan menjadi:
1. Resensi informatif.
Berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku. Pada umumnya, isi
resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau
hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku.
2. Resensi evaluatif.
Lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang
berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja,
bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.
3. Resensi
informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi di atas. Resensi
jenis ini di samping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting
yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku. Resensi
jenis inilah yang dapat dikatakan paling ideal karena bisa memberikan laporan
dan pertimbangan secara memadai.
· Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur
resensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat
judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar
menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih
dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul
resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Menyusun
data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul
buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan
judul aslinya.);
b. pengarang
(Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang
tertera pada buku.);
c. penerbit;
d. tahun
terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal
buku;
f. harga
buku (jika diperlukan).
3. Membuat
pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut
ini:
a. memperkenalkan
siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang
diperoleh;
b. membandingkan
dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh
pengarang lain;
c. memaparkan
kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan
keunikan buku;
e. merumuskan
tema buku;
f. mengungkapkan
kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan
kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan
penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4. Tubuh
atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat
hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis
atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan
singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan
buku;
d. kelemahan
buku;
e. rumusan
kerangka buku;
f. tinjauan
bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya
kesalahan cetak.
5. Penutup
resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting
untuk siapa dan mengapa.
· Tahap Penulisan Resensi
Pada saat membuat resensi, resentator harus menguasai
dan mengetahui bahan yang akan di resensi. Samad (1997: 2-3) menyebutkan ada
empat dasar resensi, yaitu:
1. Peresensi
memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
2. Peresensi
menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi
yang akan dibuat.
3. Peresensi
memahami betul latar belakang pembaca yang akan menjadi sasarannya.
4. Peresensi
memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.
Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan untuk
membuat resensi buku, yaitu:
1. Tahap
Persiapan
a. Memilih
jenis buku. Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah
buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk
meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latar
belakang pendidikan kita. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang
tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan ”
otoritas ilmiah”. Tidak berarti membatasi atau melarang-larang orang untuk
meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih
paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang penjual sayur.
b. Usahakan
buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku
yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi
dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa
penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi
ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan
misalnya lewat blog (jurnal personal).
c. Membuat
anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh
formatnya sebagai berikut:
Judul
Karya Resensi
Judul
Buku :
Penulis :
Penerbit
:
Harga :
Tebal :
2. Tahap
Pengerjaan
a. Membaca
dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca
biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan
boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku
sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu
juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam
buku tersebut.
b. Setelah
membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi
tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal:
· Informasi(anatomi)
awal buku (seperti format diatas).
· Tentukan
judul yang menarik dan “provokatif”.
· Membuat
ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
· Memberikan
penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau
membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang
peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah
buku.
· Menonjolkan
sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
· Mengulas
manfaat buku tersebut bagi pembaca.
· Mengkoreksi
karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran
resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa,
tapi apa sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.
3. Tahap
Publikasi
a. Karya
disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media
berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media
yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.
b. Menyertakan
cover halaman depan buku.
c. Mengirimkan
karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan
sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering
dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita
oleh redaktur.
Referensi:
http://www.docstoc.com/docs/65695537/PENGERTIAN-PIDATO-RINGKASA-SEMINAR
http://odazzander.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-unsur-unsur-resensi.html
http://longjournal.wordpress.com/2008/05/08/jenis-resensi/
http://forumlingkarpena.net/tips_menulis/read/teknik_menulis_resensi_buku/
ijin copas ya cantik
BalasHapus