Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
BAB
13
PENGARUH
KELUARGA
DAN
RUMAH TANGGA
· Keluarga dan Studi Tentang Perilaku
Konsumen
Studi tentang keluarga dan hubungan
mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan
dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan,
yaitu:
1. Banyak
produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja
mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan
waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan
setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang
membeli pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan.
Perjalanan tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di
restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat
digunakan.
2. Ketika
pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak
mungkin membeli pakaian yang dibiayai dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh
seorang remaja mungkin pula besar sekali pada pembelian pakaian orangtua.
Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan
tentang bagaimana pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan
individual mereka. Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan
makanan keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi
dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen
tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan
mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga.
Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
· Penentu Keputusan Pembelian Pada
Suatu Keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang
merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga
bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai
oleh anggota keluarga yang lain.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan
setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang
oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda
atau aktor ganda adalah normal.
1. Penjaga
pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan
pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan.
2. Pemberi
pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria
yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana
yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu.
3. Pengambil
keputusan (decider). Orang dengan wewenang dan / atau kekuasaan keuangan untuk
memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana
yang yang akan dipilih.
4. Pembeli
(buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian: yang mengunjungi toko,
menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5. Pemakai
(user). Orang yang menggunakan produk.
Pemasar perlu berkomunikasi dengan
pemegang masing-masing peranan. Anak misalnya, adalah pemakai serealia, mainan,
pakaian, dan banyak produk lain, tetapi mungkin bukan pembeli. Salah satu atau
kedua orangtua mungkin merupakan pengambil keputusan dan membeli, walaupun anak
mungkin penting sebgai pemberi pengaruh dan pemakai.
Peranan memberi pengaruh mungkin
dipegang oleh orang yang paling ahli. Sebagai contoh, orangtua mungkin menjadi
pengambil keputusan mengenai mobil mana yang mereka akan beli, tetapi remaja
kerp memainkan peranan utama sebagai penjaga pintu informasi dan sebagai
pemberi pengaruh karena pengetahuan yang lebih banyak mengenai unjuk kerja,
cirri produk, atau norma social.
· Family Life Cycle (FLC)
Family life cycle dapat diartikan
sebagai gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang
dialami kebanyakan keluarga. FLC terdiri dari variabel yang dibuat secara
sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran
keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
FLC tradisional yaitu pergerakan tahap
yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan),
menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan
putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model adalah:
1. Stage
I: Bachelor – pemuda/I single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
2. Stage
II: honeymooners – pasangan muda yang baru menikah.
3. Stage
III: parenthood – pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang
tinggal hidup bersama.
4. Stage
IV: postparenthood –sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada
anak yang tinggal hidup bersama.
5. Stage
V: dissolution – salah satu pasangan sudah meninggal.
FLC Non-traditional, yaitu:
1. Family
household
a. Childless
couples – pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh
pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.
b. Pasangan
yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir
dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki
anak.
c. Pasangan
yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
d. Single
parent I – single parent yang terjadi karena perceraian.
e. Single
parent II – pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar
pernikahan.
f. Single
parent III – seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.
g. Extended
family – seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari
biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau
cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.
2. Non
family household
a. Pasangan
tidak menikah
b. Perceraian
tanpa anak
c. Single
person – orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak
menikah
d. Janda
atau duda
· Perubahan Struktur Keluarga dan
Rumah Tangga
Industrialisasi telah membawa pengaruh
signifikan dalam perubahan struktur keluarga di Indonesia. Sebelum
berkembangnya industrialisasi di Indonesia struktur keluarga terdiri dari
keluarga besar yaitu keluarga yang terdiri dari kakek, nenek, anak, suami dan
cucu-cucunya atau bisa disebut dengan keluarga dengan beberapa generasi dalam
satu atap. Setelah industrialisasi berkembang di Indonesia menyebabkan
orang-orang desa pindah ke kota dengan alasan meningkatkan ekonomi keluarga
sehingga lambat laun keluarga besar pun semakin menipis hingga akhirnya
terbentuk keluarga kecil. Keluarga kecil ini pun salah satunya terbentuk akibat
adanya program keluarga berencana yang diciptakan pemerintah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat agar menjadi keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dan saat
ini muncul pula fenomena struktur keluarga kecil dengan tipe single perent yang
terjadi akibat moral masyarakat yang lemah.
· Metode Riset untuk Mengetahui
Pengambil Keputusan oleh Keluarga
Kerangka Proses Keputusan
Studi mengenai struktur peran kerap
memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan
pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?”
atau “siapa yang mengambil keputusan ?”. Namun, bukti tersebut menunjukkan
bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam
proses keputusan.
Sebuah contoh dari metodologi proses
diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk
mengukur pengaruh keluarga :
1. Siapa
yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
2. Siapa
yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative
pembelian?
3. Siapa
yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
4. Siapa
yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan
menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami
dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative
mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan
tentang tahap-tahap keputusan.
Sumber:
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://orangstres76.wordpress.com/2012/11/20/family-decision-making-and-consumption-related-roles/
http://junsu.blog.fisip.uns.ac.id/2011/07/01/perubahan-struktur-sosial-dalam-keluarga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar