Selasa, 07 Mei 2013

PROPOSAL

Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)



Proposal Ilmiah



TEMA: KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE

JUDUL: ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE BERSISTEM ANDROID

1.1 Latar Belakang

            Perkembangan dunia terkadang memberikan efek positif bagi kemajuan manusia itu sendiri, terutama pada bidang komunikasi. Dewasa ini teknologi komunikasi semakin berkembang dan terus maju, berbagai alat komunikasi dengan teknologi canggih sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Salah satu alat komunikasi yang mengalami banyak perkembangan adalah telepon seluler atau biasa disebut handphone (HP).
            Banyak teknologi canggih yang telah ditanamkan pada handphone dan yang paling populer saat ini handphone telah dilengkapi dengan mobile operating system. Mobile Operating System atau Sistem Operasi Genggam (Mobile OS) adalah suatu sistem operasi yang mengontrol sistem dan kinerja pada barang elektronik yang mobile, mirip dengan fungsi Windows, Mac OS X, dan Linux pada Desktop PC atau Laptop/Notebook tetapi lebih sederhana. Biasanya penggunaannya hadir di ponsel pintar (smartphone), PDA, tablet komputer, dan PMP. Sistem operasi yang dikenal secara umum diantaranya Android dari Google Inc., BlackBerry OS dari RIM, iOS dari Apple Inc., Symbian OS dari the Symbian Foundation, dan Windows Phone dari Microsoft. Dengan adanya sistem operasi pada handphone, memungkinkan handphone untuk di pasang berbagai aplikasi pendukung untuk mengoptimalkan fungsi handphone
            Dalam mengkonsumsi suatu produk biasanya konsumen mempertimbangkan dari segi produk tersebut dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan. Konsumen mempertimbangkan produk biasanya dilihat dari segi bentuk, desain, keistimewaan dari produk, dan daya tahan yang dimiliki oleh produk. Dalam kenyataan yang ada, konsumen dalam membeli suatu produk mempertimbangkan harga produk tersebut yang disesuaikan dengan kualitas dan keandalan dari produk tersebut.
            Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas dimana seseorang melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, dan minat seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk yang diinginkan serta pendapat atau pandangan seseorang terhadap produk yang akan dibeli sehingga dapat mempengaruhi perilaku keputusan konsumen.
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan tentang “ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE BERSISTEM ANDROID”.

1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Apakah produk, harga, dan gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian handphone bersistem android?
2.    Diantara produk, harga, dan gaya hidup mana yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian handphone bersistem android?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian handphone bersistem android.
2.    Untuk mengetahui diantara produk, harga, dan gaya hidup yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian handphone bersistem android.        

1.4 Kerangka Pemikiran

           Menurut Schiffman dan Kanuk (2009; 29), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
            Menurut Henri Ma’ruf (2005; 50), perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya.
            Menurut Kotler (1997; 52) bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
            Menurut Asri (1986; 279) harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka makin tinggi nilai tukar barang atau jasa tersebut dimatanya dan makin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan.
            Menurut Ristiyanto Prasetijo & John J.O.I Ihalauw, Ph.D. (2005; 56) adalah bagaimana seseorang hidup (how on lives), termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia mengalokasikan waktunya, dan sebagainya.

1.5 Teori

1.      Perilaku Konsumen
         Perilaku adalah tindakan khusus yang ditujukan pada beberapa obyek target. Perilaku selalu muncul dalam suatu konteks situasional atau lingkungan dan pada waktu tertentu. Konsumen adalah individu yang secara langsung terlibat dalam usaha mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang atau jasa dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
        Menurut Schiffman dan Kanuk (2009; 29), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
       Menurut Henri Ma’ruf (2005; 50), perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya.
        Berdasarkan definisi tersedut diatas dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen tersebut sangat berkaitan dengan suatu proses pengambilan keputusan baik dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi dalam usahanya untuk memperoleh dan menggunakan barang atau jasa.

2.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

         1.    Faktor Kultural (culture)
Faktor kultur mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen, pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub kultur dan kelas sosial pembeli.
a.    Kebudayaan
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.
b.    Sub-budaya
Tiap kultur mempunyai sub kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Sub budaya dapat dibedakan atas dasar kelompok-kelompok yaitu kelompok kebangsaan, keagamaan, suku dan geografis.
c.    Kelas sosial
Adalah susunan yang relative permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama.
         2.    Faktor Sosial (Social)
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
a.    Kelompok Acuan
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.
b.    Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami,istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
c.    Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
         3.    Faktor Pribadi (Personal)
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
a.    Usia dan tingkatan kehidupan
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotdan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yangmungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuktahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuaiserta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
b.    Jabatan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompokpekerjaan tertentu.
c.    Keadaaan perekonomian
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
d.   Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia
e.    Kepribadian dan beserta Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
         4.    Faktor-Faktor Psikologis (Physicology)
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana seseorang tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan dating. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting.
1.    Motivasi
Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak.
2.    Persepsi
Proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenal dunia, bentuknya:
·      Perhatian selektif
Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi.
·      Distorsi selektif
Menguraikan kecenderungan orang untuk mengintepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah diyakini.
·      Ingatan selektif
Kecenderungan dalam mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan kepercayaan orang.
3.    Pengetahuan
Perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari pengalaman.
4.    Keyakinan dan sikap
Keyakinan merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten.

3.      Produk

Menurut Kotler (1997; 52) bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Lima tingkatan produk yaitu:
1.    Produk Utama / Produk Inti – Core Benefit
Produk inti memiliki manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2.    Produk Generik
Produk generik merupakan produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
3.    Produk Harapan – Expected Product
Produk harapan merupakan produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4.    Produk Pelengkap – Augmented Product
Produk pelengkap merupakan berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5.    Produk Potensial
Produk potensial merupakan segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

4.      Harga

Menurut Asri (1986; 279) harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, maka makin tinggi nilai tukar barang atau jasa tersebut dimatanya dan makin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan.

5.      Gaya Hidup

Menurut Ristiyanto Prasetijo & John J.O.I Ihalauw, Ph.D. (2005; 56) adalah bagaimana seseorang hidup (how on lives), termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya, bagaimana ia mengalokasikan waktunya, dan sebagainya.

6.     Perilaku Pembelian

Henry Assel yang dikutip Bilson Simamora (2003; 25) ada empat tipe perilaku pembelian, yaitu:
1.    Perilaku pembelian yang rumit
Menurut Hassel, perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga tahapan. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang suatu produk tertentu. Kedua, ia akan membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan yang cermat.
2.    Pembelian pengurang ketidaknyamanan
Terkadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Keterlibatan yang tinggi didasari pada fakta-fakta bahwa pembelian tersebut sangat mahal, jarang dilakukan dan berisiko tinggi. Dalam kasus itu, pembeli akan bebelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang tesedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antarmerek tersebut, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan akan membli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
3.    Perilaku Pembelian karena kebiasaan
Dalam sebuah kegiatan pembelian terdapat banyak produk yang dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya Sabun mandi. Para konsumen akan memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek.
4.    Perilaku Pembelian yang mencari variasi
Pada jenis perilaku pembelian ini ditandai dengan rendahnya keterlibatan konsumen terhadap perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan  peralihan merek.

1.6 Penelitian Terdahulu

1.     Penelitian oleh Budi Prasetyo, 2009 mengenai “ANALISIS PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA HANDPHONE MERK NOKIA)”. Pada penelitian ini responden berasal dari mahasiswa/mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, dengan sampel sebanyak 50 mahasiswa/mahasiswi yang mewakili seluruh fakultas di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode statistik yaitu Analisis Regresi Berganda dan Uji Hipotesis serta diolah dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antara variabel gaya hidup memiliki pengaruh positif dan dikategorikan kuat dengan variabel keputusan pembelian pada handphone merk Nokia. Selain itu pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian pada handphone merk Nokia sebesar 49,0% dan sisanya 51,0% oleh faktor lain diantaranya: Brand Image, dan Loyalitas konsumen pengguna handphone Nokia.
2.     Penelitian oleh Nanda Lusiana, 2010 mengenai “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA MEMBELI HANDPHONE BLACKBERRY”. Pada penelitian ini responden berasal dari mahasiswa Universitas Gunadarma, dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode statistik yaitu Teknik Analisis Uji Regresi Berganda dan Analisis Koefisien Determinasi serta diolah dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor promosi, distribusi dan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa menggunakan handphone Blackberry. Selain itu secara parsial, dari ke delapan variabel yang besar pengaruhnya terhadap keputusan mahasiswa menggunakan handphone Blackberry adalah faktor promosi
3.   Penelitian oleh Budi Prasetyo, 2009 mengenai “ANALISIS PENGARUH PRODUK DAN HARGA YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NOKIA PADA NOKIA PROFESIONAL CENTER MALANG”. Pada penelitian ini responden berasal dari konsumen yang telah membeli dan menggunakan produk handphone merk Nokia pada Nokia Professional Center Malang, dengan sampel sebanyak 100 konsumen yang membeli produk handphone Nokia yang pada saat itu berada di Nokia Professional Center Malang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode statistik yaitu Analisis Regresi Berganda dan Uji Hipotesis serta diolah dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan bahwa variabel produk dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian karena mempunyai nilai t hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (6,393; 2,703> 1,98) dan nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (32,907> 3,94). Dari kedua variabel tersebut yang mempunyai pengaruh yang paling dominan adalah variabel produk, karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar dibandingkan dengan nilai t hitung variabel yang lain.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan  latar  belakang  masalah, rumusan  masalah  dan kerangka  pikiran  yang telah  dikemukakan  sebelumnya,  maka  penulis  merumuskan  sebuah  hipotesis  penelitian sebagai berikut:
Diduga  produk, harga, dan gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, dengan perhitungan jika:
Ho = 0, tidak ada pengaruh dari produk, harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen
Ha ≠ 0, ada pengaruh dari produk, harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian

1.8 Metodologi

1.    Jenis dan Sumber Data
Dilihat dari sumbernya penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :
1.    Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti, menurut Umar (1999: 43).
2.    Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, menurut Umar (1999: 43).

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:
1.    Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara menyusun format pertanyaan yang telah didesain sedemikian rupa untuk memudahkan analisis sesuai dengan tujuan penelitian (Rangkuti, 2002: 83).
2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dari pihak konsumen yang berupa tanya jawab langsung antara peneliti dan responden (Rangkuti, 2002: 82).

3. Populasi dan Sampel

1.    Populasi
Menurut Arikunto (1997: 115) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
2.    Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil penelitian sampel, menurut Arikunto (1997: 117).

4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, (Arikunto, 1997: 99). Adapun variabel yang akan dianalisa dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat (dependen).
1.    Variabel Bebas (X)
Variabel bebas atau independen adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel lain (Umar, 1999: 44). Adapun yang merupakan variable bebas (X) adalah produk, harga, dan gaya hidup.
2.    Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau dependen adalah jika ada hubungan diantara variabel, variabel yang tergantung pada variabel lain (Umar, 1999: 44). Adapun yang merupakan variabel terikat (Y) dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.

5. Metode Analisis Data

Analisis Regresi Berganda
Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), (Rangkuti, 1997: 149). Rumus yang digunakan dalam regresi berganda yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y         = Keputusan pembelian
a          = Konstanta
b1…b3  = Koefisien regresi berganda
X1        = Variabel produk
X2        = Variabel harga
X3        = Variabel gaya hidup
e          = Standart error
Analisis data diolah dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

6. Uji, Validitas, Realibilitas dan Pengujian Hipotesis

1.    Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner. Teknik yang digunakan yaitu teknik korelasi product moment.  Korelasi product moment dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



Keterangan:

rxy        = koefisien product moment (korelasi antara X dan Y)
N         = jumlah subyek
X         = jumlah skor item
Y         = jumlah skor total
XY      = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
X2        = jumlah kuadrat skor item
Y2        = jumlah kuadrat skor total
Pengambilan keputusan pada saat menguji kevalidan instrumen adalah jika rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan valid atau jika probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen dapat dikatakan valid.
2.    Uji Reliabilitas
Realibilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menguji skor antar item dengan menggunakan metode alpha cronbach. Alpha cronbach adalah perbandingan nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikasi 5%, nilai r hitung diwakili oleh Alpha. Apabila Alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan Alpha hitung bersifat positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliable.
3. Pengujian Hipotesis
1.    Uji F
Yaitu uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama/universal (Rangkuti, 1997: 154). Adapun langkah-langkah uji F sebagai berikut:
a.    Rumusan hipotesis
H0 = tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
Ha = ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y
b.    Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi F



c.    Kriteria penerimaan atau penolakan

F hitung ≥ F tabel berarti H0 ditolak.
F hitung ≤ F tabel berarti H0 diterima.
2.    Uji t
Yaitu uji statistik secara individu untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji t adalah:
a.    Perumusan hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, tidak ada pengaruh variabel X dengan variabel Y
H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, minimal ada satu pengaruh dari implementasi variabel X terhadap variabel Y
b.    Nilai kritis H0 melalui kurva normal



c.    Kriteria penerimaan atau penolakan

thitung ≥ ttabel berarti H0 ditolak.
thitung ≤ ttabel berarti H0 diterima.
3.    Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi dapat diperoleh melalui rumus berikut:



Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi
Y   = Variabel terikat
X   = Variabel bebas      
Y2 = Rata-rata hitung dari nilai Y
n   = Jumlah data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar