Jumat, 07 Juni 2013

RESENSI

Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)


RESENSI

·     Pengertian Resensi
Resensi adalah tulisan tentang informasi buku baru atau bentuk lain sebagai pertimbangan kelayakan bagi pembacanya. Resensi biasanya digunakan untuk memberi gambaran sebuah hasil karya seperti buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Penulis resensi atau peresensi disebut resensator. Resensi bertujuan bagi penerbit atau produsen untuk mengenalkan produknya kepada calon pembeli. Menulis resensi dapat dilakukan setiap orang. Dengan berlatih menjadi resensator, dapat menyebarluaskan pengetahuan dan memudahkan orang lain mencari hasil karya tersebut. Yang akan dibahas kali ini adalah mengenai resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.

·     Tujuan Resensi
Menurut Samad (1997: 2), pembuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu:
1.  Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang terungkap dalam sebuah buku.

2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.

3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti: (a) siapa pengarangnya?, (b) mengapa ia menulis buku itu?, (c) apa pertanyaanya?, (d) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?, (e) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?.

5. Untuk pembaca yang membaca resensi agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku atau jika tidak ada waktu untuk membaca buku maka dapat membaca resensi tersebut.

·     Jenis-jenis Resensi
Berdasarkan isi sajian atau isi resensinya, resensi buku digolongkan menjadi:
1.  Resensi informatif. Berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku. Pada umumnya, isi resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku.

2. Resensi evaluatif. Lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja, bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.

3. Resensi informatif-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi di atas. Resensi jenis ini di samping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku. Resensi jenis inilah yang dapat dikatakan paling ideal karena bisa memberikan laporan dan pertimbangan secara memadai.

·     Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1.  Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a.  judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c.    penerbit;
d.   tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e.    tebal buku;
f.    harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a.  memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c.   memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.  memaparkan keunikan buku;
e.   merumuskan tema buku;
f.   mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g.   mengungkapkan kesan terhadap buku;
h.   memperkenalkan penerbit;
i.     mengajukan pertanyaan;
j.    membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a.  sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c.  keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e.  rumusan kerangka buku;
f.  tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g.  adanya kesalahan cetak.

5.  Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

·     Tahap Penulisan Resensi
Pada saat membuat resensi, resentator harus menguasai dan mengetahui bahan yang akan di resensi. Samad (1997: 2-3) menyebutkan ada empat dasar resensi, yaitu:
1.        Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.

2. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.

3.   Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang akan menjadi sasarannya.

4. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.

Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan untuk membuat resensi buku, yaitu:
1.  Tahap Persiapan
a. Memilih jenis buku. Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latar belakang pendidikan kita. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan ” otoritas ilmiah”. Tidak berarti membatasi atau melarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang penjual sayur.
b. Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).
c.  Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut:
Judul Karya Resensi

Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :

2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.
b.   Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal:
·     Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
·     Tentukan judul yang menarik dan “provokatif”.
·     Membuat ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
·  Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
·    Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
·     Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
·  Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.

3. Tahap Publikasi
a.  Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.
b.    Menyertakan cover halaman depan buku.
c. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.


Referensi:
http://www.docstoc.com/docs/65695537/PENGERTIAN-PIDATO-RINGKASA-SEMINAR
http://odazzander.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-unsur-unsur-resensi.html
http://longjournal.wordpress.com/2008/05/08/jenis-resensi/
http://forumlingkarpena.net/tips_menulis/read/teknik_menulis_resensi_buku/











Kamis, 06 Juni 2013

CONTOH RESENSI


Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)



Judul Buku : 5 CM
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun terbit : November 2007
Tebal Buku : 381 halaman

SINOPSIS
Buku 5cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak manusia yang bernama Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-masing. Arial adalah sosok yang paling ganteng diantara mereka, berbadan tinggi besar. Arial selalu tampak rapi dan sporty. Riani adalah sosok wanita berkacamata, cantik, dan cerdas. Ia mempunyai cita-cita bekerja di salah satu stasiun TV.

Zafran seorang picisan yang berbadan kurus, anak band, orang yang apa adanya dan kocak. Ian memiliki postur tubuh yang tidak ideal, penggila bola, dan penggemar Happy Salma. Yang terakhir adalah Genta. Genta selalu dianggap sebagai “the leader” oleh teman-temannya, berbadan agak besar dengan rambut agak lurus berjambul, berkacamata, aktivis kampus, dan teman yang easy going.

Lima sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka jenuh akan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama. Terbesit ide untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Dalam perjalanan tersebut mereka menemukan arti manusia sesungguhnya.

Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu. 

Setengah dari buku 5 cm bercerita tentang keseharian lima sahabat ini, dari sifat-sifat mereka yang berbeda satu dengan yang lain sampai dengan perilaku dan aktifitas mereka yang penuh canda tawa, diselingi cerita tentang permasalahan antar-sahabat. Setengahnya lagi, buku ini menuliskan petualangan kelima sahabat dalam mendaki gunung Semeru.

”…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa…percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.” 

ANALISIS INTRINSIK 
TOKOH DAN PENOKOHAN
1. Arial : Di dalam novel, Arial digambarkan sebagai orang yang sporty, selalu tampil rapi dan simpel. Arial adalah sosok yang tenang, pembawaannya selalu senyum, jarang mengejek, asik, cool, dan pembawa suasana ramai karena jika tertawa suaranya paling keras.
Kutipan dalam novel :
“...., pokoknya sporty deh, Arial yang selalu rapi ...”
“Arial adalah orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang, pembawaanya banyak senyum, dan jarang khilaf.”
“... orang yang biasa aja, tapi asik, ..., jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling keras, makanya kalau ada dia jadi ramai.”

2. Riani : Di dalam novel ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan banyak belajar. Dia juga suka berdebat.
Kutipan dalam novel :
“Riani pakai kacamata, cantik, cerdas dan seorang N-ACH sejati”
“ Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok. Selalu dominan dimana-mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapapun juga”
“Riani seorang aktivis kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia banyak banyak dan banyak belajar”

3. Zafran : Didalam novel, tokoh zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar. Zafran punya kelakuan yang berantakan. Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang ingin dia bilang. Tokoh zafran memiliki tubuh yang kurus dan berperan sebagai vokalis band.
Kutipan dalam novel :
“Seorang penyair yang selalu bimbang”
“..., kesan kedua, buat para cowok pasti punya persepsi nih anak pintar banget”
“..., Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya standar seniman”
“Zafran adala orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, ... “

4. Ian : Didalam novel, ian adalah tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka makan terutama indomie. Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa (17tahun ke atas).
Kutipan dalam novel :
“Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, ...”
“..., untuk membeli ‘piece of lust’ kalo diterjemahkan ke bahasa ilmiah adalah ‘VCD Bokep’.”
“..., dan ngefans indomie, Manchester United, dan juga Happy Salma.”

5. Genta : Di dalam novel ini, Genta adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani. Genta adalah orang yang peduli terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat dikagumi teman-temannya.
Kutipan dalam novel :
“The Leader”
“Enggak ada yang tahu kalo Genta adalah fans beratnya Riani, ...”
“aktivis kampus, ...”

TEMA
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan.

LATAR BELAKANG
Tempat : Jakarta, Yogyakarta, Bogor
Rumah Arial : Kamar Arial, Secret Garden
SMA
Stasiun kereta api Senen
Stasiun Lempuyungan, Yogyakarta
Ranu Pane
Ranu Kumbolo
Puncak Mahameru
Waktu : Setiap saat (Pagi sampai malam)
Suasana : Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan

ALUR
Dilihat dari cerita Novel ini, 5 centimeter termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel 5 centimeter sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.

AMANAT
1. Kita harus menanamkan satu keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.
2. Jangan menganggap kritik suatu kemunduran atau serangan. Tapi, kalau kita dikritik buat cetak biru dipikiran kita. Kalo kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai teman atau rekan kerja. Tapi sebenarnya hal itu semata-mata untuk membuat diri kita lebih baik.
3. Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah apabila ia menjadi manusia yang bisa memberi manfaat bagi orang lain bukan orang yang mementingkan diri sendiri dan terlalu mencintai dirinya sendiri.
4. Jadikan mimpi kita menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kita, biar dia nggak pernah lepas dari mata kita. Dan kita bawa mimpi dan keyakinan kita itu setiap hari, kita lihat setiap hari, dan percaya bahwa kita bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kita sendiri, kalau kita percaya sama keinginan itu dan kita nggak bisa nyerah. Bahwa kita akan berdiri lagi setiap kita jatuh, bahwa kita akan mengerjarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri. Dan yang kita butuhkan Cuma lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa.
5. Janganlah menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah sama keadaan. Tapi, jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinyalah yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang diatur oleh keadaan yang harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai awalan me- bukan kalimat pasif yang selalu pake awalan di-.
6. Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih. Selanjutnya tinggal masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang sama makhluknya. Ia menjaga tingkat ketidakpastian-Nya, ketidakpastian alam semesta ini dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian, supaya kita terus belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara pada-Nya. Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir. Jadi semuanya ke masalah pilihan.
7. Terimalah dengan apadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita. Tidak semua orang memiliki nilai plus seutuhnya. Nilai plus tersebut pasti akan selalu didampingi dengan nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kelebihan dan kekurangan teman kita.

GAYA BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam novel 5 centimeter adalah bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang (modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL
KELEBIHAN NOVEL :
Kelebihan buku ini adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur cerita yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.

Buku “5cm” karya Dony Dhirgantoro dengan sampul hitam legam. Di sampul depannya ada beberapa tulisan yang fontnya juga hitam dan di bagian tengah sampul depannya ada juga tulisan “5cm” dengan font yang agak besar berwarna putih. justru yang tampilannya sok misterius kayak gini ini biasanya isinya ga jelas tetapi setelah saya baca ternyata, Buku 5cm mempunyai karakter yang cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan berisi kisah-kisah yang inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus, idenya menarik, tentang persahabatan. Penulisnya sendiri sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik lagu, film, artis-artis Hollywood, sampe ke filsafat-filasafat Yunani kuno, dan orang terkenal lainnya (Plato, Socrates, Einstein dll), dunia kerja, politik (walaupun sedikit), dan juga humanisme. Kehebatan penulis terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak Mahameru.

Dalam novel ini sangat banyak memuat hal yang berkaitan dengan jiwa para generasi muda, filosofi, idealisme, dan terutama musik yang intensitasnya sangat sering disebut disertai dengan lirik-lirik lagunya. Nuansa jiwa muda sangat kentara di 5 cm, semangat dan tekad yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan sahabat dalam novel ini. Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya tetapi meresapi makna kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat menambah motivasi dan kepercayaan diri untuk bias meraih impian dengan bekal semangat dan tidak kenal lelah. Bagi pemuda, 5 cm sangat mudah dipahami dari segi bahasanya karena menggunakan bahasa-bahasa familiar kaum muda.

KEKURANGAN NOVEL :
Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya dan semuanya sebaya, seumuran. Bagi saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif. Sekelompok sahabat itu masih saja mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah memiki keturunan dan hal tersebut terasa juga pada anak-anak yang masih TK tetapi “jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa. Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak. Bahasa yang begitu kental dengan dunia musik menjadikan sebagian pembaca yang hanya biasa saja mengerti musik akan sulit memahami tokoh dalam novel. Sepertinya penulis ingin menunjukkan dirinya daripada tokoh karyanya seperti yang disebut dalam novel tersebut yang mengatakan bahwa sang tokoh percaya “lupus sebenarnya tidak suka makan permen karet tetapi yang suka adalah Hilman sang pengarang”. Begitu pula 5 cm bahwa geng anak muda itu sebenarnya tidak suka musik tetapi mas Donny Dhirgantoro lah yang sangat maniak musik.


TULISAN BEBAS (BULAN KE-3)


Nama : Irna Diniasari
Kelas : 3EA13
NPM : 13210623
(Softskill Bahasa Indonesia II)


TAMAN SUROPATI

Sebelumnya saya menyaksikan film pendek berjudul HELLO GOODBYE di situs Youtube. Film nya cukup bagus menurut saya. Saya sangat menyukai latar/setting di film tersebut, yaitu di Taman Suropati. Ya, di kota yang padat penduduk dengan segala aktivitasnya, Jakarta ternyata masih mempunyai beberapa taman yang indah, asri, dan sedap dipandang.  Nah, jika akhir pekan tiba, jalan-jalan ke Taman Suropati bisa menjadi alternatif loh untuk sekedar bersantai atau menghabiskan waktu dengan orang terdekat.


Taman Suropati merupakan salah satu peninggalan arsitek Belanda. Dilengkapi beberapa ornamen patung karya seni, kolam, dan air mancur, serta rimbunan puluhan pohon mahoni, terletak dipertemuan Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro, dipertemuan jalan tersebut ada taman bunga ditengahnya ada patung Pangeran Diponegoro, nah diseberang patung tersebut Taman Suropati berada.


Komunitas berbagai aliran seni juga menjadikan basecamp mereka di taman Suropati setiap hari minggu seperti Kotaseni Taman Surapati dan Komunitas Musik Suropati Chamber yang kedua komunitas ini piawai dalam alat musik gesek biola, cello dalam bentuk group orchestra dan mereka meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI. Juga ajang pameran lukisan dan photo seperti dari CCF, Central Culture Francis dan sebagainya. Karena di jalur yang menghubungkan Jakarta Timur dan Selatan, modal transportasi untuk mencapai taman ini sangatlah mudah bisa naik bus No.213 jurusan Kampung Melayu - Grogol atau bus No. 67 jurusan Blok M - Senen.


Kita dapat jumpai juga di Taman Suropati fasilitas seperti 3 sangkar ayam kate, 2 sarang burung dara, 4 petak berbentuk persegi panjang tanaman bunga, 4 lingkaran tanaman bunga dan 2 kolam dilengkapi air mancur. Bagi yang berobat pijat refleksi dapat memanfaatkan 4 track tonjolan jalan berbatu. Dipojok kanan depan ada Polisi Pos Taman Suropati.



Bagaimana? menarik bukan? Selain murah dan berkualitas, taman ini juga dijamin keamanannya lho karena jarang ada preman atau anak-anak muda begajulan berlalu lalang. Yuk, kita berkunjung ke Taman Suropati J.

Referensi :
http://www.idjakarta.com/pusat/menteng/menteng/kodepos10310/tamansuropati.html
http://paseban.blogspot.com/2010/06/taman-suropati.html
http://www.thejakartapost.com/news/2009/05/25/let-music-play.html
http://www.okefood.com/read/2013/02/02/408/755713/akhir-pekan-wisata-sehat-ke-taman-suropati-yuk